Bangunan piramida itu dibangun dari kerangka dan gabungan banyak material. Yang membuatnya kokoh adalah ia dibangun dari bahan-bahan yang berkualitas, kerangka yang bagus, pemotongan bahan yang presisi, perancangan yang baik, pengerjaan yang baik, serta banyak faktor lainnya.
Agar kokoh dalam sisi finansial di kehidupan pribadi kita, maka punyailah piramidanya. Ia dibangun dari 5 lapisan, disemarakkan dengan berbagai orkestra instrumen keuangan.
- Lapisan pertama: Arus Kas & Dana Darurat
- Lapisan kedua: Manajemen Risiko
- Lapisan ketiga: Tujuan keuangan jangka pendek
- Lapisan keempat: Pensiun
- Lapisan kelima: Warisan dan Sumbangan
1. Lapisan Pertama: Arus Kas & Dana Darurat
Arus kas yang baik adalah saat pengeluarannya tidak lebih besar dibanding pemasukan. Menganggarkan pengeluaran adalah cara utama yang dapat kita lakukan untuk mengendalikan arus kas kita. Pengelolaan anggaran yang baik akan membantu kita mencapai tujuan keuangan. Buatlah berbagai rencana prioritas pengeluaran dengan menyisihkan uang yang kita ada ke dalam berbagai pos-pos anggaran.
Pola: 4-3-3
40% : Kebutuhan hidup sehari-hari
30% : Untuk membayar utang & cicilan
30% : Untuk tabungan atau investasi
Pola 50-30-20
50% : untuk kebutuhan, meliputi sewa atau cicilan rumah, belanja bahan masakan dsb nya
30% : untuk keinginan, mulai dari yang besar seperti travelling, hangout, sampai hal-hal kecil seperti biaya langganan streaming
20% : Untuk masa depan atau utang, yaitu tabungan dan investasi
Banyak teknik pola-pola yang lain, namun yang terbaik adalah yang paling bisa kita jalankan, juga tidak memberatkan dan bikin kita sengsara.
Dana Darurat
Dana yang kita siapkan untuk kebutuhan darurat, seperti sakit, kecelakaan atau ketika kita sedang tidak memiliki penghasilan.
2. Lapisan Kedua: Manajemen Resiko
Manajemen resiko itu adalah tentang seni mengelola resiko. Resiko-resiko dapat hidup kita, sedikit-banyak akan memengaruhi sisi finansial kita. Mulai dari mengurangi tabungan yang kita punya, menghabisi asset yang kita miliki, sampai membuat kita akhirnya terpaksa berhutang.
Pengelolaan resiko dapat dilakukan dengan 2 jenis. Pertama yaitu dapat mengalihkan kerugian finansial dampak dari resiko yang ada, kepada perusahaan asuransi konvensional dan yang kedua adalah dengan berbagi resiko melalui asuransi Syariah.
3. Lapisan Ketiga: Tujuan Keuangan Jangka Pendek
Dengan memiliki tujuan, hidup kita lebih terarah. Tahu seberapa jauh jarak yang akan kita tempu, dengan demikian kita tahu harus mempersiapkan apa saja. Terlebih, dengan mempunyai tujuan, kita lebih bisa untuk konsisten. Maka punyailah tujuan keuangan, agar uang yang kita punya tidak hanya dihabiskan untuk hal-hal yang bersifat konsumtif, tapi juga produktif.
4. Lapisan Keempat: Pensiun
Banyak kita temui, orang-orang disekitar kita sangast sejahtera saat mereka punya kerjaan, tapi saat masa pensiun datang, tiba-tiba jadi sensara. Dalam kerangka piramida finansial, walaupun ini dalam jangka panjang, bukan prioritas saat ini, ternyata mempersiapkan pensiun juga penting. Agar paling tidak kita tidak menjadi beban untuk generasi selanjutnya, membuat mereka menjadi sandwich generation. Kan kasihan.
5. Lapisan Kelima: Warisan dan Sumbangan
Bangunan paling atas dari piramida finansial, yaitu lapisan kelima, mengenai warisan dan sumbangan. Selain memikirkan agar kita hidup sejahtera, kita juga harus memikirkan kebermanfaatan dari harta yang kita punya, yaitu salah satunya lewat sumbangan, serta memikirkan kebermanfaat dari harta yang kita punya untuk generasi berikutnya dari keluarga yang kita punya.