Mental Politisi

Foto: Illustasi Debat Politisi
Aang Kunaifi

Aang Kunaifi

Penulis

Bagikan artikel ini:

Oleh: Aang Kunaifi
Political Trainer and Motivator.
Pemilu 2024 sudah di depan mata. Kurang dari satu tahun pemilu akan dilaksanakan, walaupun masih ada saja bermunculan narasi tentang penundaan pemilu. Termasuk vonis pengadilan negeri Jakarta Pusat yang meminta KPU untuk menunda pemilu.
Para kompetitor sudah mulai bersiap. Spanduk dan baliho sudah mulai bermunculan. Silaturahmi politik sudah mulai dijalankan. Rapat-rapat akbar sudah semakin sering dilaksanakan.
Para kompetitor yang akan bertarung, sebagiannya adalah incumbent. Sebagiannya lagi adalah politisi senior yang sudah lama makan asam garam. Sebagiannya lagi adalah pendatang baru, yaitu para politisi muda yang mencari peruntungan melalui kontestasi politik.
Sebagian dari kompetitor, mempunyai motivasi yang luhur ketika mengikuti kontestasi politik. Sebagiannya lagi menggunakan kesempatan tersebut untuk mengubah nasib. Apapun motivasi mereka, para kontestan politik harus mempunyai mental yang kuat. Bukan rahasia lagi kalau politik adalah dunia yang keras dan penuh kekejaman.
Jika tidak punya mental yang kuat, jangan heran kalau sebagian dari para kontestan akhirnya hanya singgah saja dalam politik. Mereka tidak bertahan lama. Sebatas hanya setor muka untuk kemudian mundur tanpa berita.
Lalu, apa yang harus disiapkan oleh para kontestan agar bisa mempunyai mental yang kuat dan tangguh dalam mengarungi medan politik yang keras?
Angela Duckworth, di dalam bukunya yang berjudul GRIT, mengatakan bahwa modal penting bagi seseorang agar bisa berhasil bukanlah bakat. Atau kecerdasan. Atau uang. Atau yang lainnya. Menurut Angela, modal berharga tersebut adalah karakter GRIT dalam diri seseorang.
GRIT itu bisa kita sebut dengan ketabahan. Atau ketangguhan. Karakter tersebut yang membuat seseorang akan bertahan dalam performa terbaiknya, walaupun ia akan menghadapi ancaman, gangguan, tantangan, dan hambatan.
Pendapat beliau tersebut didasarkan melalui banyak penelitian. Angela banyak sekali menemukan kasus tentang orang-orang yang berbakat, cerdas, dan mempunyai daya dukung lainnya, tetapi mundur dan menyerah, karena di dalam diri mereka tidak terdapat unsur GRIT dalam jumlah yang besar.
Menurut saya, para kontestan politik, juga harus memiliki unsur GRIT yang besar di dalam dirinya. Walaupun tentu saja, semakin bagus jika politisi yang mempunyai unsur GRIT yang besar, bisa berdampingan dengan kepemilikan resources yang besar, serta jejaring yang luas.
Unsur GRIT yang besar itu diperlukan, karena di dalam politik, para kontestan akan bertemu dengan banyak tantangan. Tantangan tersebut bisa berasal dari kompetitor. Bisa juga dari konstituen. Tidak hanya saat pemilu, tantangan tersebut akan dihadapi sejak sekarang sampai mereka terpilih dan dilantik nantinya.
Bagaimana agar unsur GRIT bisa besar dan dominan dalam diri seseorang, termasuk seorang politisi? Menurut Angela, ada empat hal yang harus dipastikan ada dan juga besar atau kuat. Empat hal tersebut adalah passion, motivasi, keyakinan dan kebiasaan.
Sederhananya seperti ini, jika para kontestan mempunyai minat yang tinggi dalam politik, mereka juga mempunyai motivasi yang besar dan luhur dalam menjalani kontestasi, maka mereka akan tabah dan tangguh menjalani peran-peran politik mereka.
Apalagi jika mereka juga mempunyai keyakinan yang kuat kalau mereka akan berhasil serta terbiasa tabah karena sering menghadapi tantangan, maka unsur GRIT mereka akan semakin besar dan dominan.
Dengan begitu, mereka bisa dikatakan telah siap menjadi politisi. Mereka juga siap untuk bertarung dalam kontestasi politik. Mereka tidak selalu akan mendapatkan kemenangan dalam waktu yang cepat, tetapi mereka akan bertahan dalam waktu yang lama.
Bukankah mereka yang menang dalam peperangan adalah mereka yang bertahan paling lama? 🙂
*Ak
Artikel Populer
Artikel Terbaru
Artikel Terkait