Istikharah Cinta

Ngajee Cinta bersama ust. Saiyid
Saiyid Mahadhir

Saiyid Mahadhir

Penulis

Bagikan artikel ini:

Dalam kaidah cinta, Imam Ibnul Qayyim misalnya, dalam kitab “Taman Para Pecinta dan Hiburan Para Perindu” menuturkan;

 

فإن التناسب الذي بين الأرواح من أقوى أسباب المحبة فكل امرىء يصبو إلى ما يناسبه

 

“Sungguh, keserasian/kesepadanan dan kesesuaian antara sepasang ruh itulah yang menjadi faktor terkuat dalam mencintai, setiap orang akan berlari berpadu dengan apa yg serasih, sepadan dan sesuai dengan ruhnya”.

 

Melihat fisik, mungkin bisa sedikit membuka jalan apakah dia serasih, sepadan dan sesuai dengan kita. Maka nazhor/melihat, tentu dengan adabnya, adalah bagian dari yg dianjurkan oleh syariat untuk mereka sebelum lebih jauh melangkah ke tangga lamaran.

 

Tapi, melihat fisik saja, diyakini baru sebatas pembuka jalan dalam menemukan kata serasih, sepadan, dan sesuai. Berikutnya butuh kejujuran dari keduabelah pihak dalam urusan karakter diri; pemarah, penyayang, amanah, dst. Walaupun diyakini kejujuran yang apa adanya itu sulit terjadi.

 

Untuk itu, di sini, orang ketiga kita butuhkan, dalam rangka menilai khususnya kualitas keberagamannya; ibadah, adab dan akhlak, tanggung jawab, amanah, jujur, pekerja keras, dst. Karena orang beriman itu, kata nabi, jika mencintai dia akan menghormati pasangannya, dan jika tidak mencintai dia pasti tidak menzholimi.

 

Kumpulkan segala informasi tentang dirinya, banyak mendengar, dalam kurun waktu yang sepadan, dan mulailahlah berpikir untuk menerima atau menolak dengan sebelumnya membawa nama tersebut dalam shalat dua rakaat, menghadap Allah, minta dipilihkan, agar susah dan senang kedepannya tidak menjadi sesalan;

 

“Ya Allah, sungguh diri ini minta diputuskan dg ilmu-Mu, dan minta ditakdirkan dengan Kuasa-Mu, karena Engkau Maha Tahu dan hamba tidak begitu tahu, Engkau Maha Kuasa dan hamba tidak punya kuasa, dan Engkau Maha Mengetahui perihal yang ghaib (akan datang)”.

 

Lalu teruskan;

 

“Jika memang dia yg terbaik bagi agamaku, keluargaku, kehidupanku, dan masa depanku, baik dalam waktu dekat atau untuk waktu yg jauh, maka taqdirkan dia menjadi milikku, dan mudahkan jalannya untukku”

 

“Namun, jika dia bukan yg terbaik bagiku, bagi agamaku, bagi keluargaku, bagi masa depanku, maka jauhkanlah hati ini dari hatinya, dan berikanlah aku taqdir baik lainnya, serta ridhoilah aku pada setiap ketentuan-Mu”.

 

Selamat menjalankan istikharah cinta!

Artikel Populer
Artikel Terbaru
Artikel Terkait